Dalam materi kali ni saya akan membahas tentang persaingan dalam bidang jasa penerbangan yang ada di Indonesia.
Bentuk-Bentuk Persaingan yang ada
Bentuk persaingan terbagi menjadi 4 tingkatan:
1. Persaingan merek, adalah produk-produk atau jasa yang bersaing secara langsung menawarkan hal yang sama.
2. Persaingan industri, adalah persaingan dalam satu industri, tidak hanya satu produk saja.
3. Persaingan bentuk, adalah persaingan dalam bentuk produk yang sama.
4. Persaingan generik. Adalah persaingan umum pada semua industri.
Teknik Analisis Pesaing
Untuk menganilis industri dan persaingan, ada 4 cara yang harus dilakukan:
1. Definisikan pasar sasaran (target market)
2. Identifikasi pesaing langsung.
3. Ketahui kondisi persaingan.
4. Penilaian keunggulan kompetitif.
Strategi Bersaing
Menurut Michael Porter membagi strategi bersaing menjadi 3 strategi umum:
1. Differensiasi, adalah strategi memberikan penawaran yang berbeda dibandingkan penawaran yang diberikan oleh competitor.
2. Keunggulan biaya (low cost), adalah strategi mengefisienkan seluruh biaya produksi sehingga menghasilkan produk atau jasa yang bisa dijual lebih murah dibandingkan pesaing.
3. Fokus, adalah strategi menggarap satu target market khusus.
Dalam pembahasan kali ini saya akan menganalisis jenis perusahaan dalam bidang jasa penerbangan yang ada di Indonesia. Sebelumnya saya akan menjelaskan sejarah perkembangannya terlebih dahulu dan dari sanalah kita dapat membedakan ke dua jasa penerbangan tersebut.
Jasa Penerbangan X Airlines
Dengan bermodal Rp10 juta dan 4 pesawat, X Airlines memulai usahanya sebagai jembatan uadara yang menghubungkan tempat – tempat terpencil. Sejak berdiri sampai sekarang perusahaan tersebut mengalami pasang surut yang sering kali dihimpit oleh beraneka ragam masalah yang datang. Perusahaan ini alsi milik negara bukan milik perseorangan, perusahaan ini memiliki beberapa lapangan usaha, meliputi penyelenggaraan perhubungan udara di daerah-daerah dan penerbangan serbaguna serta memajukan segala sesuatu yang berkaitan dengan angkutan udara dalam arti kata yang seluas-luasnya. Maksud dan tujuannya dari perusahaan X adalah dalam rangka turut membangun perekonomian nasional di sektor perhubungan udara dengan mengutamakan kepentingan rakyat.
Kemajuan mulai terlihat pada perusahaan X, yaitu sekitar tahun 1980, perusahaan X memperoleh tambahan pesawat dari pemerintah. Kemudian, ditambah lagi dengan pembelian 4 pesawat bekas dan 6 pesawat baru dari jenis yang sama. Selain itu, hanggar-hanggar pemeliharaan pesawat pun dibangun di beberapa daerah. Adanya tempat-tempat perawatan pesawat tersebut, merupakan awal keberhasilan perusahaan X beroperasi di wilayah bagian Timur.
Pada tahun 1964, perusahaan X menerima penyerahan seluruh hak konsesi dan operasi, serta kepemilikan sejumlah pesawat bekas dari perusahaan Y. Pengalihan ini dilakukan, dengan alasan perusahaan Y sedang mengembangkan kegiatan untuk menjadi flag carrier nasional dan internasional. Seiring pertumbuhannya, perusahaan X memandang perlu untuk memperkuat armadanya dengan tambahan tiga dornier do-28 dan enam pitalus porter pc-6. Namun, beberapa dari pesawat sebelumnya ada yang tidak dapat dioperasikan lagi sehingga armada efektif dari perusahaan X hanya ada 15 pesawat. Jumlah karyawan dari perusahaan X pun bertambah, menjadi 583 orang.
Sampai sekarang perusahaan Y yang di dalamnya terdapat juga perusahaan X termasuk Maskapai Penerbangan yang dominan di Indonesia, untuk penerbangan domestik. Pada tahun 1980an perusahaan X masih terdepan di wilayah Asia Tenggara, khususnya bila dilihat dari jumlah pesawat yang dikelola. Akan tetapi, pembenahan dan orientasi yang terlambat membuat perusahaan Y tertinggal jauh dibanding dengan perusahaan jasa penerbangan sampai sekarang. Namun, tantangan dan ancaman makin kompleks. Di luar, persaingan makin ketat. Selain bermunculan airlines swasta yang baru, perusahaan Y pun makin menancapkan keberadaannya di domestik. Jumlah karyawannya saja 4.300 orang dengan 600 pilot, tapi hanya mengoperasikan 35 pesawat.
Pada tahun 2000, dapat kita lihat apa yang telah dilakukan oleh perusahaan Y adalah pelayanan di pasar domestik. Kelihatan bahwa perusahaan Y akan membenahi landasannya di pasar domestik sambil tetap memelihara kesempatan landasannya di pasar global. Pada tahun 2008, perusahaan Y memperoleh standar pelayanan terbaik di Indonesia. Yang mana artinya perusahaan Y terdepan dalam pelayanan kepada pelanggan dan masyarakat. Guna untuk melanjuti perluasan bisnis, maka diterapkan strategi pertumbuhan, sehingga dicanangkan bahwa pada Tahun 2014 dengan mengadopsi quantum leap, diharapkan jumlah pesawat pada perusahaan Y telah mencapai 120 unit.
Pada tahun 1995 – 2004, setelah melewati masa krisis dapat kita diketahui bahwa pertumbuhan jumlah penumpang meningkat berkisar antara 7,3 sampai 10 persen. Pada tahun 2004 jumlah penumpang mencapai 11.841.373 orang. Keadaan ini terus membaik dengan meningkatnya jumlah penumpang pada tahun 2009 mencapai 26.993.265. Ada banyak hal yang dapat mengakibatkan peningkatan dan pertumbuhan jumlah penumpang jasa transportasi udara ini yaitu: i) adanya UU yang menjamin kebebasarn membuka bisnis di bidang transportasi udara, ii) harga tiket pesawat yang relatif mengalami penurunan dibanding dengan transportasi darat, dan iii) praktitk otonomi daerah yang mendorong munculnya Maskapai Penerbangan yang dikelola oleh pemerintah daerah baik secara sendiri maupun bekerjasama dengan pihak ketiga.
Tumbuhnya pasar domestik sangat menjanjikan kepada bidang usaha Maskapai Penerbangan karena tersedianya pasar potensil yang cukup luas. Luas wilayah Indonesia yang ditandai dengan penyebaran wilayah karena sebagian besar terdiri dari kepulauan mengakibatkan peningkatan pertumbuhan permintaan terhadap angkutan penerbangan cukup banyak.
a. Loading factor. Loading factor adalah angka yang menunjukkan persenetase jumlah penumpang yang terlayani dibanding dengan kemampuan angkut. Angka ini dinyatakan dalam persentase. Dari hasil pemantauan Tahun 1996-2004 diketahu 4 Maskapai. Keadaan load factor dalam kurun waktu 1990 – 2004 mengalami peningkatan yang kontinu, dengan catatan bahwa perusahaan Z menempati posisi teratas. Sementara perusahaan Y pada tahun 2002 menempati load factor tertinggi.
b. Persaingan. Persaingan di tingkat lokal dapat dilihat dari sisi harga dan bukan harga. Ada indikasi bahwa harga tiket tidak selalu menjadi modus yang menentukan keputusan pelanggan mementukan pilihan, akan tetapi lebih ditentukan oleh jasa penerbanganlain seperti: ketepatan waktu, pelayanan di udara, dan pelayanan bagasi. Dalam hal kedua ini perusahaan Y menempati posisi teratas. Akan tetapi bentuk persaingan bukan saja dalam hal tersebut, akan tetapi juga persaingan yang menyangkut Maskapai Penerbangan dari luar yang beroperasi di Indonesia.
Pada Tahun 2009 adalah tahun yang membangkan bagi perusahaan Y, termasuk bagi Indonesia sendiri karena tahun itu adalah tahun pertama kali memperoleh untung dari selama ini, sebagai perusahaan yang mengalami kerugian yang cukup besar. Pada Tahun 2009 laba perusahaan Y mencapai hingga Rp. 1, 009 trylun, jauh meningkat bila dibandingkan pada Tahun 2008 dimana keuntungan baru pencapai Rp. 669 milyar. Keadaan ini juga ditunjukkan oleh kondisi penumpang, dimana pada Tahun 2008 jumlah penumpang mencapai 10, 1 juta sedangakan pada Tahun 2009 10,3 juta. Kemudian dalam penjelasan korporasi diketahui bahwa perusahaan Y mengadopsi strategi pertumbuhan, karena pasar yang terbuka luas dan dukungan sumber daya yang besar. Kedua hal ini menjadi alasan bagi perusahaan Y untuk memilih strategi pertumbuhan. Adapun bentuk strategi pertumbuhan yang diadopsi atau diartikulasikan ke dalam bentuk Quantum Leap. Slogan ini diharapklan dapat memotivasi semua sumber daya untuk fokus kepada pertumbuhan. Sehubungan dengan itu, pada tahun 2014 jumlah yang diharapkan bahwa jumlah armada mencapai 2 kali lipat, dari jumlah sekarang adalah 67 unit, diharapkan pada Tahun 2014 akan menjadi 116 unit. Program pembelian pesawat ini akan dimulai dari hasil penjualan saham yang akan segera direncanakan dan dilaksanakan. Untuk itu, telah dicanangkan bahwa pada Tahun 2010 perusahaan Y akan memasuki bursa saham. Optimisme demikian tidak berlebihan, akan tetapi perlu juga disimak berbagai permasalahan strategis yang akan dihadapi oleh perusahaan Y.
Jasa Penerbangan Z Airlines
Perusahaan Z mulai beroperasi di tanah air pada tahun 1969, pada waktu Indonesia sedang menata ulang sektor perekonomi yang baru saja ambruk akibat masalah ekonomi dan politik. Perusahaan Z yang dulunya dimiliki oleh Kesatuan Militer (Kostrad), pada tahun 1990 dikenal sebagai maskapai Indonesia terbaik dan memimpin pasar di industri penerbangan.
Setelah adanya deregulasi di industri penerbangan pada tahun 2002, perusahaan Z sebagai maskapai warisan, lamban dalam merespon lingkungan yang baru dan tidak dapat berkompetisi dengan maskapai-maskapai baru.
Walaupun adanya perubahan pasar, pada tahun 2002 perusahaan Z memenangkan The Most Potential Brand in Airlines Service untuk INDONESIA BEST BRAND AWARD. Maskapai ini kemudian dijual kepada Cardig International (51%) dan Indigo Partners (49%). Kedua investor tersebut melihat adanya potensi pasar yang besar di Indonesia dan membutuhkan sebuah maskapai generasi modern yang dikelola dengan baik.
Pada tahun 2007, tim manajemen internasional diberi mandat untuk mentransformasi maskapai ini secara agresif menjadi perusahaan generasi modern yang efisien, aman dan dapat diandalkan untuk memberikan nilai tambah kepada pelanggan. Menurut saya Tujuan strategisnya adalah untuk menjadikan perusahaan Z sebagai maskapai terdepan baik di Indonesia maupun regional.
Perusahaan Z saat ini mengoperasikan jaringan ekstensif di seluruh Indonesia dengan menggunakan satu jenis pesawat modern yaitu Airbus. Dengan pemesana 30 pesawat, perusahaan Z akan tumbuh dengan rata-rata 25% per tahun. Didukung oleh karyawan yang berpengalaman dan profesional dan visi yang jelas serta komitmen dari pemegang saham dan manajemen, perusahaan Z diposisikan siap untuk menjadi rujukan baru bagi keselamatan penerbangan dan pelayanan konsumen di Indonesia.
Perusahaan Z merupakan maskapai yang sangat mementingkan layanan pada konsumen yang memberikan ketepatan waktu, layanan yang dapat diandalkan dengan harga yang terjangkau baik untuk perusahaan maupun masyarakat secara umum.
Kualitas pelayanan keselamatan dalam penerbangan merupakan pelayanan yang sangat penting untuk diwujudkan oleh perusahaan jasa penerbangan. Karena pelayanan merupakan ujung tombak dalam usaha di bidang jasa. Kualitas tingkat keselamatan merupakan bagian utama dari strategi perusahaan penerbangan dalam rangka meraih keunggulan yang berkesinambungan berkaitan dengan harapan konsumen. Bagi perusahaan jasa kualitas penampilan pelayanan perlu ditawarkan atau dibuktikan untuk diketahui oleh masyarakat, dengan jalan memberikan jaminan keselamatan penumpang dalam penerbangan sehingga pengguna jasa dapat memberikan citra
kualitas pelayanan yang positif pada perusahaan. Citra kualitas pelayanan yang positif dari pengguna jasa berarti pelayanan yang ditawarkan perusahaan dapat diterima dan sesuai dengan harapan pengguna jasa atau masyarakat.
Pengguna jasa yang merasa puas akan pelayanan yang diberikan perusahaan dan mendapatkan rasa aman dan kepercayaan berarti perusahaan jasa memperhatikan kepentingan pelanggan.
Pengguna jasa menginginkan tingkat keselamatan yang terjamin dengan pelayanan yang baik dan merasakan kepercayaan dalam perjalanan. Untuk itu, perusahaan berusaha memenuhi harapan pengguna jasa dengan memberikan suatu kepercayaan kepada pelanggan. Saat ini banyak ditemui iklan- iklan dari perusahaan angkutan yang menawarkan harga diskon kepada calon penumpang. Tujuan dari pemberian harga diskon ini sudah pasti untuk menarik minat konsumen dalam menggunakan jasa angkutan, baik darat, laut, ataupun udara.
Sebelum para konsumen memilih dan menentukan alternatif pilihan yang berdasarkan harga tiket akan timbul persepsi yang positif ataupun negatif dalam diri konsumen masing - masing.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi ketertarikan penumpang pada transportasi udara.
Berkurangnya konsumen pemakai jasa angkutan pesawat terbang membuat pihak perusahaan pesawat terbang mengambil langkah secara bijak dengan memberikan tiket harga pada masyarakat umum diharihari tertentu seperti hari lebaran, tutup tahun, atau liburan sekolah, dapat juga potongan harga tersebut diberikan pada pelanggan setelah pelanggan mempergunakan angkutan udara dalam jumlah hitungan yang banyak diberi tiket untuk satu kali perjalanan.
Dampak tiket yang murah dalam dunia penerbangan tidak semata-mata memberikan segi keuntungan bagi para penumpang pesawat, namun implikasi juga berpengaruh pada kualitas pesawat dan keselamatan dalam penerbangan. Banyak diberitakan di media cetak ataupun di media elektronik tentang kecelakaan dalam sarana tranportasi udara.
Maka intinya dari masalah strategi jasa penerbangan adalah :
1. Harga tiket yang murah/terjangkau dari masyarakat menengah ke atas atau bawah.
2. Keamanan dan keselamatan pengguna di dalam pesawat.
3. Waktu yang sesuai dengan jadwal penerbangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar